Attention Restorative Theory — ART Stress Recovery Theory — SRT

1. Attention Restorative Theory

Irvan Tadarru
3 min readDec 9, 2022

Attention Restorative Theory, atau ART, mengusulkan bahwa paparan alam tidak hanya menyenangkan tetapi juga dapat membantu kami meningkatkan fokus dan kemampuan untuk berkonsentrasi (Ohly, White, Wheeler, Bethel, Ukoumunne, Nikolaou, & Garside, 2016).

Teori ini muncul saat teknologi sudah semakin maju dan manusia kurang menghabiskan waktu untuk tumbuh dengan alam.

Terdapat empat tingkatan menuju sebuah restorasi menurut Stephen dan Rachel Kaplan (1989):

1. Clearer head, or concentration. Kejernihan berpikir atau konsentrasi saat melakukan sesuatu. Pada tahap ini, ditandai dengan kebersihan pikiran. Sesuatu seperti kekhawatiran, keprihatinan, pikiran negatif lainnya didorong keluar secara alami.

2. Mental fatigue recovery. Pemulihan saat manusia merasakan kelelahan mental. Pada tahap ini, mental kembali sehat. Kita dapat berpikir jernih dan rasional. Ini merupakan permulaan dari restorasi itu sendiri.

3. Soft fascination, or interest. Kelembutan atau sesuatu yang menarik. Pada tahap ini, individu cenderung menginginkan kedamaian yang lembut dengan stimulasi rendah untuk bersantai.

4. Reflection and restoration. Refleksi dan restorasi. Pada tahap terakhir, individu mulai dapat bersantai dan mengembalikan perhatian mereka, merenungkan hidup, prioritas, tindakan, dan tujuan mereka.

Terdapat empat komponen kunci dari lingkungan restoratif yaitu; Being Away, Fascination (Soft and Hard), Extent, and Compatibility. Komponen pertama yaitu Being Away dimana individu mulai menjauhi sesuatu yang memberikan dampak negatif baik secara fisik maupun psikologis. Komponen kedua yaitu, Fascination atau daya tarik dimana lingkungan menahan perhatian individu tanpa harus fokus secara langsung. Selanjutnya, Extent yaitu mengacu pada kedalaman individu pada lingkungan dimana individu merasa akrab dan nyaman berada dalam sebuah lingkungan. Terakhir, Compatibility yaitu semua tentang perasaan kenikmatan dan keselarasan di lingkungan individu.

Sumber : https://id.pinterest.com/pin/190488259217920699/?nic_v1=1amLXnGh9jm7Ovop1hD7Lp8YuBYT2CJ0Ya%2FJ9UJXQNPL1Bj%2Fez9qej2MAZFh2zrqaT
Sumber: https://www.archdaily.com/908903/hanging-villa-tws-and-partners

2. Stress Recovery Theory

Stress Reduction Theory atau Stress Recovery Theory dapat disimpulkan sebagai melihat pemandangan yang mengandung unsur alam seperti tanaman hijau atau air menciptakan emosi positif dan perasaan seperti berbunga, kesenangan, dan tenang, dan memiliki efek restoratif, mengurangi kewaspadaan setelah situasi stres.

Teori ini banyak didukung dengan penelitian baru dengan hasil seperti dapat mengurangi tekanan darah, denyut jantung, tingkat kortisol, berkeringat tangan, ketegangan otot dan lain-lain. Begitupun dengan dampak psikologis menunjukkan korelasi positif.

Arsitektur Lansekap merupakan realisasi dari penerapan SRT. Lingkungan tempat kerja yang baik saat ini banyak menggunakan tanaman dalam ruangan yang dapat meningkatkan produktivitas karyawan. Lalu meskipun kurang kuatnya bukti efek alam pada rehabilitasi fisik, namun secara emosional atau mental memberikan dampak positif yang signifikan.

Sumber: http://www.hewden.co.uk/5-elements-of-a-green-office/
Sumber: https://www.chargespot.com/workspaces/office-sustainability-and-wellness-features/

Pustaka:

https://positivepsychology.com/attention-restoration-theory/

https://en.wikipedia.org/wiki/Attention_restoration_theory­

https://www.sageglass.com/en/visionary-insights/stress-reduction-theory

https://en.wikiversity.org/wiki/Motivation_and_emotion/Book/2016/Stress_recovery_theory

--

--